Mengenal Anggrek Bagian 1
Pada postingan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai bunga cantik yang menjadi kebanggaan indonesia yaitu Anggrek.
Postingan ini akan kita bagi menjadi beberapa bagian agar kita lebih mudah memahaminya. Yu gas aja…..
Siapa yang tidak tahu dengan anggrek karena variasi yang menakjubkan, tanaman anggrek telah menjadi daya tarik bagi para botanis pecinta tanaman hias selama dua abad terakhir. Engelbert Kaempfer adalah orang pertama yang mencatat anggrek di Indonesia ketika ia melakukan perjalanan di Jawa dari 1690 hingga 1692. Catatan dan gambar-gambarnya kemudian diterbitkan pada tahun 1712. Secara bersamaan, Georgius Everhardus Rumphius melakukan hal yang serupa untuk jenis-jenis anggrek di Ambon, yang baru dipublikasikan pada tahun 1977 oleh de Wit. G.E. Rumphius juga dikenal sebagai orang pertama yang menemukan dan memberi nama Epidendrum album majus, yang sekarang lebih dikenal sebagai Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan. Sejak saat itu, ribuan spesies anggrek Indonesia lainnya telah dideskripsikan untuk pertama kalinya. Pada awal abad ke-19, Johann Jacob Smith (J.J.Smith) dan Carl Ludwig Blume (C.L.Blume) memainkan peran penting dalam mendeskripsikan anggrek Indonesia.
Kekayaan jenis anggrek di Indonesia telah banyak didokumentasikan oleh penulis asing melalui karya-karya seperti "Orchids of Java," "Orchids of Sumatra," dan "Orchids of Borneo." Saat ini, ribuan jenis anggrek telah diidentifikasi, dan para pemulia menggunakan spesies alami untuk menciptakan hibrida yang menakjubkan. Tidak heran jika anggrek telah menjadi salah satu tanaman hias yang mendominasi perdagangan. Anggrek asli Indonesia telah memberikan hasil persilangan yang sangat terkenal dan diminati di luar negeri.
Kekayaan Indonesia dalam hal keanekaragaman anggrek adalah anugerah dari Sang Pencipta. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki ekosistem hutan yang beragam dan penting bagi kehidupan manusia sebagai sumber oksigen, air, dan habitat bagi berbagai makhluk. Sayangnya, saat ini, pemandangan seperti itu telah mengalami penurunan yang signifikan, terutama di wilayah yang terkena dampak alih fungsi lahan.
Di masa lalu, pulau-pulau di Indonesia dipenuhi dengan hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi beragam jenis anggrek. Mulai dari daerah pantai rendah hingga pegunungan, tempat-tempat ini menjadi habitat yang subur bagi ribuan spesies anggrek yang unik. Beberapa di antara jenis anggrek alam ini memiliki nilai komersial yang tinggi karena keindahan bunga mereka, seperti Phalaenopsis amabilis, Phalaenopsis violacea, Vanda tricolor, Vanda dearei, Dendrobium phalaenopsis, Dendrobium spectabile, Rhynchostylis retusa, Paphiopedilum lowii, Paphiopedilum javanicum, Paphiopedilum superbiens, dan banyak lagi. Sementara itu, ada juga jenis anggrek yang disebut sebagai anggrek botanik, yang memiliki nilai penting dalam penelitian ilmiah, meskipun seringkali tidak memiliki nilai ekonomis dalam perdagangan. Contoh dari jenis ini adalah anggrek saprofit Didymoplexis pallens, Cystorchis aphylla, dan anggrek akar Taeniophyllum spp. Beberapa jenis anggrek juga digunakan dalam industri makanan, seperti Vanilla planifolia.
Berdasarkan pola penyebarannya, beberapa jenis anggrek diklasifikasikan sebagai anggrek kosmopolitan, yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, seperti anggrek merpati (Dendrobium crumenatum) dan anggrek antel-antelan (Spathoglottis plicata). Di sisi lain, jenis-jenis anggrek lainnya disebut sebagai anggrek endemik, yang hanya ditemukan tumbuh di lokasi terbatas, seperti Phalaenopsis javanica yang hanya tumbuh di Jawa Barat, Cymbidium hartinahianum yang hanya ditemui di Sumatera Utara, Vanda celebica yang hanya tumbuh di Sulawesi, anggrek kribo Dendrobium spectabile yang hanya ditemukan di Irian Jaya, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ciri-ciri tanaman anggrek dari segi taksonomi adalah sebagai berikut:
Phyllum |
: Spermatophyta, yang
mengindikasikan bahwa anggrek termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji. |
Kelas |
: Angiospermae, yang
menandakan bahwa anggrek termasuk dalam kelas tumbuhan berbiji tertutup. |
Subkelas |
: Monokotiledonae, yang
artinya biji anggrek hanya memiliki satu keping. |
Ordo |
: Gynandrae, mengacu
pada fakta bahwa organ reproduksi jantan dan betina anggrek bersatu dalam
tugu bunga. |
Famili |
: Orchidaceae, yang
adalah keluarga tanaman anggrek. |
Anggrek memiliki variasi bentuk daun yang luas, termasuk yang berbentuk sempit memanjang seperti pensil, bulat, bulat-lonjong, bulat telur, mata lembing atau lanset, jantung, dan banyak variasi lainnya. Seperti kebanyakan tumbuhan monokotil, daun anggrek memiliki tulang daun yang berjalan sejajar dengan helaian daunnya dan tidak memiliki pertulangan yang bercabang. Ketebalan daun anggrek bervariasi dari tipis hingga tebal seperti tumbuhan sukulen. Daun-daun anggrek cenderung melekat berselang-seling atau berpasangan, dengan dua helai daun yang berhadapan di setiap buku daun.
Dilihat dari ciri-ciri bentuknya, bunga anggrek mudah dibedakan dari tumbuhan lain. Biasanya, bunga anggrek memiliki tiga kelopak (sepal), dengan salah satunya berada di bagian belakang yang disebut kelopak punggung (dorsal sepal), sementara yang lainnya adalah kelopak samping (lateral sepal). Ada juga tiga daun mahkota (petal), tetapi salah satunya telah mengalami modifikasi menjadi bibir bunga (labellum). Dua daun mahkota iniberseling dengan daun kelopak, sedangkan bibir bunga terletak di tengah sebagai hiasan utama. Bibir bunga anggrek umumnya memiliki tiga cuping (lobe), yaitu dua cuping samping (Sidelobe)dan satu cuping tengah (midlelobe). Pada beberapa jenis anggrek, Anda mungkin juga menemukan taji atau spur di ujung belakang bibir bunga. Taji ini berbentuk seperti pipa kecil yang berisi kelenjar madu. Di atas bibir bunga, terdapat alat reproduksi yang disebut tugu (column), tempat putik dan benang sari berdekatan dan bersatu. Dalam istilah biologi, alat reproduksi ini disebut gynostemium, yang berasal dari kata gynaecium (putik) dan stamen (benang sari). Oleh karena itu, anggrek diklasifikasikan dalam Ordo Gynandrae. Serbuk sari (pollen) bergabung membentuk gumpalan bulat yang disebut pollinia jika tidak memiliki lempeng perekat (discus viscidus), dan pollinaria jika memiliki lempeng perekat.
Perbungaan anggrek dapat muncul di ujung batangnya (terminal) atau pada ruas samping batangnya (lateral atau axilar). Susunan bunganya bervariasi dari bentuk tunggal, spike (bulir), raceme (tandan), hingga yang bercabang-cabang, yang umumnya disebut sebagai panicle (malai). Ada juga yang tersusun memutar di ujung tangkai seperti umbel (payung).
Buah anggrek berbentuk kapsul dan terbagi menjadi tiga ruang (karpel). Pada kulit buah anggrek, terlihat seperti memiliki enam rusuk, dengan tiga di antaranya berasal dari rusuk sejati (costa kulit buah), sedangkan tiga lainnya adalah tempat melekatnya atau bersatunya dua tepi kulit buah yang bersebelahan. Di tempat bersatunya tepi kulit buah ini, terdapat biji-biji anggrek yang sangat kecil seperti debu dan jumlahnya bisa mencapai ribuan hingga jutaan. Biji-biji anggrek ini tidak memiliki cadangan makanan (endosperm), dan hanya terdiri dari embrio dan kulit pembungkus (testa). Ketika buah telah matang, kulit buahnya akan pecah bukan dari ujung atau pangkal buah, melainkan dari alur memanjang yang membelah buah. Kemudian, biji-biji akan tersebar dan terbawa oleh angin. Biji anggrek yang mulai tumbuh disebut protocorm, yaitu kumpulan sel-sel hijau yang belum memiliki perbedaan antara akar dan daun.
Posting Komentar untuk "Mengenal Anggrek Bagian 1"